Industri

Indonesia Stop Impor Solar, Sudah Tercukupi dengan B20 

JAKARTA-Tahun depan, Indonesia tidak akan lagi mengimpor solar, alasannya saat ini kebutuhannya sudah tercukupi dengan Biodiesel 20 persen atau B20. 

Hal ini ditegaskan, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto. Penghentian impor solar menurutnya disebabkan program B20 yang berjalan dengan baik.

"Solar sudah nggak impor karena B20 berjalan dengan baik. Selebihnya, tanya ke Pertamina," ujar Djoko.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian mengungkapkan mulai bulan Mei 2019 Pertamina sudah tidak perlu lagi mengimpor solar, yang selama ini membebani defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD).

"Kita memang masih dibebani dengan defisit yang agak besar di sektor migas. Sebetulnya mulai bulan depan migas itu, terutama avtur sama solar kita tak akan impor lagi," kata Darmin di kantornya, Jumat, 10 April 2019 lalu. 
"Kita mau pakai produk kita di dalam negeri yang diolah di sini. Mulai Mei ini sudah mulai [stop impor]," tegas Menko.

Lantas, sudah seberapa besar penyaluran bauran Bahan Bakar Nabati (BBN/biodiesel) berbasis minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) sebanyak 20% yang sejak 1 September tahun lalu digalakkan pemerintah?

Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengungkapkan, sepanjang kuartal I 2019 ini, biodiesel yang telah tersalurkan sekitar 1,5 juta kilo liter (KL) dengan target hingga akhir tahun mencapai 6,2 juta KL.

"Itu adalah perencanaannya, bisa lebih atau kurang tergantung dari pemakaian solar mendatang," kata Paulus Minggu, 12 Mei 2019, seperti dikutip dari CNBC.

Pemerintah mencatat, terhitung sejak Januari hingga 22 April 2019, serapan biodiesel telah mencapai kisaran 1,74 juta KL.

"Itu sekitar 28% dari target yang sebesar 6,2 juta KL," ujar Direktur Bioenergi, Ditjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Feby Andriah.(rdh)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar